Senin, 09 November 2009

Komunikasi Organisasi



          Public relation adalah teknik menyampaikan pesan kepada masyarakat agar maksud yang kita sampaikan dapat diterima baik dan tujuan kita tercapai. Public relation pada masa-masa sebelumnya, digunakan untuk orasi, diskusi, debat terbuka, kampanye, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan propaganda politik. Namun pada perkembangannya, public relation digunakan berbagai perusahaan untuk hubungannya dengan sosial masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi seperti kegiatan promosi, pemasangan iklan, kerja sama dengan pihak lain, dsb.

          Seiring berkembangnya jaman, teknologi semakin berkembang pesat sehingga memberi kemudahan bagi PR untuk melaksanakan tugasnya, seperti mulai adanya teknologi televisi, computer, internet. Selain itu, jika dahulu public relation harus dilakukan langsung di hadapan publik, yang mana seorang penyampai pesan berdiri di tengah khalayak ramai, kini hal seperti itu tidak perlu. Melalui media massa, baik cetak (koran, majalah, tabloid, poster, pamflet, dll) maupun siar (televisi, radio, video), kegiatan public relation justru lebih efektif dilakukan.

CONTOHNYA:

          Videoconference adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan ditempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua orang secara pribadi dalam kantor (point-to-point) atau mengikutsertakan berberapa orang dalam ruangan (multi-point) di tempat yang berbeda-beda.

Video conference ini dapat dibagi atas:


1. Two-way Videoconference
2. One-Way Videoconference
3. Non-motion Videoconference

          Selain itu dengan adanya perkembangan teknologi, jangkauan audience lebih luas dan pesan yang tersampaikan pada masyarakat juga lebih beragam dalam satu waktu. Dan dengan adanya internet, public relation dapat dilakukan secara online di dunia maya melalui email, chatting, web pages, blog, dsb.

          Keberhasilan suatu teknik suatu public relation tergantung dari apa tujuan pihak public relation tersebut. Biasanya organisasi nonprofit atau pihak dari pemerintah, menyampaikan pesan melalui promosi atau kampanye sederhana, seperti iklan layanan masyarakat atau turun langsung ke jalan bertemu langsung dengan masyarakat. Kampanye yang disampaikan biasanya berupa nasihat baik yang memang diperuntukkan untuk kelangsungan hidup negara. Misalkan, kampanye pencegahan HIV/AIDS dengan pembagian kondom oleh para sukarelawan atau penjelasan tentang bahayanya seks bebas melalui iklan televisi. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang memang menjual produk, baik barang maupun jasa, menggunakan teknik yang lebih kompleks dan lebih kreatif seperti annual reports, press releases, telekonferensi, news conference, konferensi pers, advertorial, public tour, atau orasi langsung. Teknik public relation ini juga dipengaruhi siapa dan bagaimana target audience, tergantung dari interest audience yang dimaksud. Hal ini juga mempengaruhi bagaimana bentuk pesan yang disampaikan. Semakin beragam target audience yang dituju, maka teknologi penyampaian pesan pun harus yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas.

Contoh komunikasi nonformal:

          Berbagai data tersebut mendorong kolaborasi Unilever Peduli, Close UP, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Radio Prambors untuk terlibat langsung guna menyelamatkan anak muda. ”Kampanye off air BNBB ini melibatkan berbagai lembaga kredibel yang mengerti dan dekat dengan anak muda serta memiliki kepedulian yang sama untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman penyalahgunaan narkoba dan pencegahan HIV-AIDS. Kampanye ini berfokus pada anak muda di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Surabaya dan Bandung dan bertujuan untuk mengajak mereka untuk bersama-sama menjadi penggerak komunitasnya dalam kepedulian mereka terhadap ancaman penyalahgunaan narkoba dan pencegahan penularan HIV-AIDS di Indonesia.,” ujar Okty Damayanti, General Manager Unilever Peduli.

          Brand Manager CloseUp, Akhmad Saeful memaparkan edukasi mengenai pencegahan HIV-AIDS akan disampaikan melalui aneka permainan yang melibatkan penonton yang hadir. “Mereka akan kami libatkan dalam permainan yang edukatif. Kami percaya cara ini akan efektif untuk menyampaikan pesan pencegahan HIV-AIDS. Dengan cara yang menghibur dan menyenangkan, pesan-pesan tersebut akan lebih mudah dimengerti” kata dia. Puncaknya, ujar Akhmad, anak muda yang hadir dalam acara tersebut akan diajak untuk menempelkan stiker pita merah peduli AIDS di spanduk raksasa sebagai wujud komitmen mereka. Nantinya, semua banner dari tiga kota akan disatukan serta akan dikibarkan pada perhelatan hari AIDS sedunia pada 1 Desember di Jakarta. ”Kami ingin mengajak generasi muda untuk brani ngomong dan brani buktiin dengan terlibat langsung dalam kegiatan kampanye ini,” tambah Akhmad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar